Komisi VI Pertanyakan Stok Bawang
Rapat Kerja (raker) Komisi VI dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan banyak mempertanyakan kelangkaan dan naiknya harga bawang. Persoalan ini memang jadi masalah Kementerian Perdagangan. Para pedagang di sejumlah pasar tradisional masih mengeluhkan persediaan bawang yang sangat sedikit. Mendag banyak dicecar pertanyaan soal bawang.
Anggota Komisi VI DPR Refrizal (F-PKS) mempertanyakan penangan kelangkaan bawang oleh Kemendag. “Mandegnya penanganan masalah bawang ini di mana. Apa Menkonya bermasalah? Apa koordinasinya yang bermasalah? Tanya Refrizal dalam raker tersebut. Kelangkaan dan melonjaknya harga bawang juga mungkin kesalahan dalam mengakses data kebutuhan komoditas pangan nasional.
Data yang dimiliki Mendag selalu dipertanyakan Komisi VI. “Kalau saya lihat data yang Bapak sampaikan kepada kita, saya mempertanyakan data ini,” ujar Refrizal. Kemendag dinilai tidak maksimal bekerja, mengontrol harga komoditas pangan, sehingga menjadi langka. Apalagi datanya juga tidak seragam antara Kemendag dan DPR.
Bila dicermati, menurut Refrizal, kelangkaan stok bawang itu kemungkinan terjadi penumpukan di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Bila dikontrol barang yang masuk ke pelabuhan, mungkin bisa dicegah sejak dini kelangkaan ini. Kemendag juga dinilai tidak punya data barang masuk ke setiap pelabuhan, terutama menyangkut barang komoditas pangan. Bila info dari pelabuhan terkontrol, maka bisa segera didistribusikan barang-barang komoditas tersebut ke sejumlah wilayah.
“Ketika bawang naik. Stoknya tidak ada. Ternyata, stoknya numpuk di Tanjung Perak. Mestinya kita tidak kekurangan. Siapa yang mainin ini. Sehingga barang kita tertahan di Tanjung Priok dan di Tanjung Perak.” Bila ada bukti barang tertahan di pelabuhan, kemungkinan ada yang sengaja mempermainkan harga. (mh), foto : od/parle/hr.